Universitas Mercu Buana Membantu Warga Meruya Selatan Diversifikasi Hasil Panen Hidroponik

    Universitas Mercu Buana Membantu Warga Meruya Selatan Diversifikasi Hasil Panen Hidroponik
    Tim PkM Universitas Mercu Buana bersama Warga Meruya Selatan

    JAKARTA -  Lahan terbatas dan tingkat polusi yang tinggi, penghijauan menjadi penting untuk meredam emisi gas rumah kaca. Salah satu solusi yang efisien adalah hidroponik yang tidak memerlukan lahan luas. Hal itulah yang dilakukan warga Meruya Selatan, Jakarta Barat dalam menyikapi tantangan ketahanan pangan dan lingkungan yang signifikan dengan melakukan teknik cocok tanam hidroponik di wilayahnya.

    Kendati hasilnya cukup baik, namun warga kurang memiliki kemampuan dalam pemasaran. Apalagi hasil tanaman hidroponik memiliki harga jual yang lebih tinggi dibanding sayuran lainnya. Menyadari permasalah tersebut Universitas Mercu Buana (UMB) melalui tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang diketuai Annisa Hakim Z, S.Pd., M.Sc., melakukan kegiatan pelatihan dan dukungan kepada warga setempat dalam mengembangkan pemasaran hasil hidroponik.

    Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) merupakan salah satu bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi, selain pengajaran dan penelitian. Universitas Mercu Buana sebagai perguruan tinggi yang telah berakreditasi Unggul dari BAN-PT memiliki komitmen untuk memberikan manfaat langsung kepada masyarakat di sekitarnya, salah satunya, melalui berbagai program PkM. Program ini menyasar masyarakat non produktif melibatkan ibu-ibu PKK dan pengelola RPTRA di sekitar kampus Universitas Mercu Buana.

    Menurut Annisa kegiatan PkM yang dilakukan kelompoknya bertujuan untuk mengajarkan strategi dalam meningkatkan pangsa pasar melalui diversifikasi bisnis seperti membuat produk yang memiliki nilai tambah, teknik membuat sertifikat halal, menghitung HPP dan harga jual, hingga memasarkan produk menggunakan media online.

    “Fokus utama kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan ketahanan pangan masyarakat, meningkatkan perekonomian dengan diversifikasi sayuran hidroponik yang sudah dibudidayakan menjadi minuman sehat, ” terang Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMB ini.

    Minuman sehat berbahan sayuran hidroponik membuat daya jual yang lebih tinggi, karena sayuran hidroponik bebas dari zat kimia. Hal ini dapat membuka peluang usaha para warga Meruya Selatan untuk memproduksi minuman tersebut dan dijual langsung atau melalui media sosial maupun e-commerce.

    Kegiatan PkM yang berlangsung sejak Juli hingga akhir Septermber 2023 ini diisi dengan sejumlah materi oleh para praktisi hidroponik, konsultan sertifikasi halal UMKM dan dosen Universitas Mercu Buana, antara lain teknik penyampaian benih hidroponik dan pemindahan bibit ke media tanam (Ahmad Sugianto/Praktisi Hidroponik), packaging dan pengolahan panen menjadi minuman sehat berbahan dasar sayur dan buah (Annisa Hakim Z, S.Pd., M.Sc), sosialisasi pendaftaran sertifikat halal (Yeni Suryasusanti/ konsultan sertifikat halal UMKM), cara menghitung harga pokok penjualan minuman detoks (Shinta Melzatia, S.E., M.Ak), dan ditutup dengan penyampaian materi mengenai teknik marketing produk (Dr. Daru Asih, S.E., M.Si).

    Kegiatan ini didanai hibah Pengabdian kepada masyarakat dari  Kemendikbudristek Skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat tahun 2023.

    Dudi Iman Hartono

    Dudi Iman Hartono

    Artikel Sebelumnya

    Pemerhati, Whoosh Cermin Modernitas di Bidang...

    Artikel Berikutnya

    Cegah Polusi Udara, DKI Jakarta Berlakukan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Menjadi Tuan Rumah di Ladang Sendiri!
    Hidayat Kampai : Menelusuri Dunia Kecerdasan Buatan untuk Menyusun Karya Ilmiah

    Ikuti Kami